Nama : Dwi
Damara (Ira)
Tempat, tanggal lahir : Jember, 05 April 1997
Sekolah : SMA Negeri 1 Jember
Kelas/absen : XI IA
3/09
Hobi : Tidur
email
: damaraira@yahoo.com
facebook : Dwi Damara Alndira
Menurut saya, biodata terlalu singkat untuk menggambarkan
tentang “saya”. Maka dari itu, saya ingin memperkenalkan atau mungkin juga yah,
bisa dibilang bercerita sedikit-sedikit,
lah tentang “saya” lagi. Namanya juga laman about me.
Mungkin bisa dimulai dari nama saya yaitu, Dwi Damara. Saya
biasa dipanggil Ira. Mungkin hal ini cukup janggal dilihat dari nama panjang
yang jauh kedengarannya dengan nama panggilan saya. Oke, jika kalian memaksa
saya untuk menjelaskan bagaimana asal muasalnya (meskipun sebenarnya tidak)
maka yah, saya akan cukup ikhlas menerangkan. Jadi nama Dwi Damara apabila
huruf-huruf belakang dari kedua nama itu disambung akan membentuk suatu
keharmonisan kata yang tersusun atas 3 huruf dan 2 suku kata yang selanjutnya
akan terdengar seperti “i-ra” atau ira.
Saya adalah putri kedua dari pasangan Ir. Harso Triyono dan Ida
E. Purwanti. Putra pertama mereka, yang selanjutnya juga dapat diartikan
sebagai kakak saya, bernama Yanuar Eka Firmansyah dan biasa dipanggil Afik. Oh,
tenang saja, saya tidak akan dan juga tidak ingin menjelaskan bagaimana
asal-muasal nama panggilan itu. Mungkin orang tua saya cukup kreatif di tahun
90-an ketika saya dan kakak saya dilahirkan. Keluarga saya juga menganut paham
keluarga berencana sehingga, hanya ada saya dan kakak saya. 2 bersaudara.
Sekarang, kakak saya sedang berkuliah di Universitas Brawijaya
pada fakultas teknologi hasil perikanan. Tak ayal, sedari kecil, kakak saya
memang sangat suka menyantap ikan lele. Hal itu yang kemudian terus menerus
menjadi pembelaan saya terhadap diterimanya kakak saya melalui jalur
non-mandiri. Karna, apabila dicermati kakak saya jarang belajar. Membuka buku
pun, tidak pernah saya melihatnya. Tapi, jujur saya sangat kagum dengan kakak
saya. Entah mengapa, dia memiliki “sentuhan
Ariel Noah”. Apabila, kami (saya dan kakak saya-red) sedang bercanda maka,
sampai terguling-guling saya dikelitikinya. Namun apabila sedang marah, melihat
matanya pun saya tak berani. Ia selalu memiliki bahan bercandaan yang
ditemukannya melalui cerita teman-temannya, dan saya pun yang entah memiliki
selera humor rendah atau bahan lelucon kakak saya yang memang lucu, selalu
tertawa terpingkal-pingkal.
Yah, mungkin dengan beberapa paragraph yang tadinya saya bilang
sedikit ini menjadi laman about me. Semoga di masa nanti, ketika saya sukses,
saya akan membaca laman ini dengan tersenyum kecil.
0 komentar:
Posting Komentar